Jumat, 21 September 2012

Masjid Paling "Beku" di Dunia, Subhanallah!!

Masjid Nurd Kamal adalah masjid terdingin di dunia. Terletak di Kutub Utara. 

Pada kesempatan kali ini, deaulia mengajak Anda sekalian untuk lebih jauh mengenal tentang dunia Islam. Dimana banyak keajaiban-keajaiban yang terus terjadi dengan tidak mempedulikan keadaan iklim, cuaca dan letak geografis. Dalam tulisan ini saya mengangkat tema tentang masjid yang di bangun oleh komunitas Muslim yang berada di belahan bumi Utara. Yang masuk dalam lingkaran Arctic (Antartika) atau biasa di sebut dengan kutub Utara.

Kota Norilsk (Нори́льск) berada di negara bagian Krasnoyarsk Krai, Federasi Rusia, terletak di antara sungai Yenisey dan semenanjung Taymyr. Norilsk adalah kota paling utara di Siberia dan kota terbesar kedua di dunia setelah Murmansk Rusia untuk wilayah di pesisir lingkaran Arctic (Antartika).

Sebagai kota yang berada di lingkaran kutub utara, maka wajar bila cuaca di kota ini bisa bisa sangat dingin, sampai 50 derajat Celcius di bawah nol. Namun, hal yang menarik dari kota Norilsk ini adalah adanya sebuah Masjid Nurd Kamal yang dibangun pertama kali oleh Mukhtad Mekmeyev pada tahun 1998. Hal ini menunjukkan adanya komunitas muslim di kota ini yang di antaranya membentuk Muslim Eskimos Community Center (beralamat di 3 Amundsen Scott Station South Pole, South Pole – Amundsen-Scott Station South Pole, Antartica)

Kendati sepi jamaah, Masjid Nurd Kamal tetap buka (Catatan Majalah Gatra di Norilsk, 16 April 2007, 15:52)

Kakek Mukum Sidikov meninggalkan Norilsk setelah selamat dalam kamp perburuhan yang dibangun diktator Soviet Yosef Stalin. Sidikov adalah orang Rusia pengurus mesjid di Kutub Utara, yang mengikuti jejak kakeknya mencari penghidupan lebih layak di tempat paling utara di muka bumi ini. Menurutnya, diperkirakan kota itu dihuni sekitar 50 ribu Muslim, atau seperempat penduduk wilayah itu yang berjumlah 210 ribu jiwa. Mereka umumnya dari Azerbaijan dan Republik Dagestan, Rusia, dan bekerja sebagai pedagang atau pekerja bangunan.
Di Rusia terdapat 20 juta warga Muslim, sekitar 14 persen dari total 140 juta penduduk negeri itu (Norislk). 
Masjid itu yang dibuka pada 1998 dibangun oleh Mukhtad Bekmeyev, seorang etnik Tartar, dan warga asli Norilsk kini bermukim di kota Laut Hitam, Sichi, sekitar 4.000 km dari tempat itu. Dia memberi nama masjid itu setelah orangtuanya membiayai pemugarannya pada tahun ini.

Masjid bernama Nurd Kamal itu terletak di pinggir kota modern Norislk, yang suhunya 50 derajat celsius di bawah nol. Angin kutub mendera atap emasnya dan tumpukan salju mengancam dinding batu pirusnya di musim dingin. 

Sebuah kota yang dibangun di atas sebuah area tambang logam terkaya dunia, pabrik peleburan logam pertama Norislk dibangun oleh para tahanan Gulag pada tahun 1930-an, dan kini tiga pabrik mengeluarkan asap tebal yang mengandung sulfur ke udara. Sayangnya, kota ini pada tahun silam dimasukkan sebagai salah satu dari 10 kota paling tercemar di dunia oleh kelompok lingkungan hidup independen, Blacksmith Institut. Perusahaan induknya, Norislk Nickel, telah mengeluarkan banyak dana untuk mengurangi emisi.

“Namun, tingkat upah yang tidak sebanding dengan kota-kota Rusia lainnya dan sulitnya memasuki Nurislk bagi warga asing, membuat kaum Muslim tak lagi mendatangi kota ini,” kata Sidikov. “Penduduknya kian menyusut. Orang-orang meninggalkan kota ini,” ujar Sidikov, 40 tahun, yang dilahirkan di Uzbekistan dan besar di Kyrgizstan. Sidikov, yang berkepala gundul dan mengenakan kopiah berwarna biru, meninggalkan kota Kyrtyz, Osh, untuk mencari kerja. Dia pernah menjalani dinas militer Soviet di Rusia dan tinggal di dua kota Siberia, sebelum menetap di Norilsk sejak tujuh tahun silam.

Tidak ada permusuhan antara muslim di Norislk. Sidikov tetap membuka masjid itu hingga larut malam setiap hari untuk memberi kesempatan bagi mereka yang ingin belajar al-Quran. Sekitar 500-600 orang terlihat melakukan shalat Jumat. 


Bagaimana? berminat bergabung bersama Sidikov untuk memakmurkan masjid di sana? 


deaulia dari berbagai sumber :)




Senin, 03 September 2012

Bayar Hutang Ramadhan Duluan atau Sunnah Syawal?

Halo, kali ini saya dapat artikel tanya jawab yang menarik. Karena pertanyaan ini sangat sering terlintas di benak saya dan juga mungkin teman-teman...
Langsung aja..

Tanya:

Ustadz, apakah puasa enam hari pada bulan Syawal itu harus dilaksanakan langsung setelah hari raya atau boleh kapan pun asal masih dalam bulan Syawal ? Dan, apakah harus berturut-turut ? Apakah kita boleh melakukannya sebelum membayar utang puasa dalam bulan Ramadhan ?

Hamba Allah
Jawaban:
Puasa enam hari pada bulan Syawal merupakan sunah dan sangat dianjurkan oleh Nabi SAW. Karena dengan berpuasa pada bulan Ramadhan kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal maka ia akan mendapatkan ganjaran dan pahala seperti orang yang melakukan puasa sepanjang tahun.
Rasulullah menjelaskan dalam hadisnya, Abu Ayyub al-Anshari ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, lalu diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal maka dia seperti puasa sepanjang tahun.” (HR Muslim, Tirmizi, Abu Daud, Ibnu Majah, al-Nasa’i, Ahmad, dan Ibnu Khuzaimah).
Puasa Ramadhan 30 hari ibarat puasa selama 300 hari, yaitu 10 bulan, jika setiap kebaikan itu dilipat-gandakan pahalanya 10 kali lipat sedangkan puasa enam hari pada bulan Syawal ibarat puasa 60 hari, yaitu dua bulan. Maka, dengan demikian, ia dianggap telah berpuasa sepanjang tahun selama 12 bulan.
Adapun waktunya, berdasarkan hadis Nabi SAW tentang puasa enam hari pada bulan Syawal ini tidak menentukan kapan harus memulainya dan apakah harus dilakukan secara berturut-turut. Hal ini menunjukkan bahwa kita boleh melakukannya kapan pun kita mau pada bulan Syawal selain Hari Raya Idul Fitri. Karena itu, tidak harus langsung berpuasa pada hari kedua bulan Syawal. Dibolehkan melakukannya dengan diselang-seling.
Tetapi, ada dalil umum dalam Al-Quran yang memerintahkan agar bersegera melaksanakan segala bentuk kebaikan untuk mendapatkan ampunan dan surga yang Allah SWT janjikan bagi hamba-Nya yang bertakwa. (QS Ali Imran [3]: 133).
Dalam masalah boleh atau tidaknya melakukan puasa sunah sebelum melaksanakan utang puasa yang ditinggalkan pada bulan Ramadhan, para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Jumhur ulama berpendapat bahwa boleh melakukan puasa sunah sebelum mengqadha puasa wajib.
Mazhab Hanafi berpendapat bahwa boleh melakukan puasa sunah secara mutlak karena mengqadha puasa itu tidak harus langsung dilaksanakan dan rentang waktunya luas sehingga boleh dilakukan kapan pun. Sedangkan, Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa boleh melakukan puasa sunah sebelum mengqadha puasa, tetapi hukumnya makruh. Karena dengan sibuk melakukan sesuatu yang sunah maka mengakibatkan kita menunda yang wajib.
Adapun mazhab Hanbali berpendapat bahwa haram hukumnya melakukan puasa sunah sebelum mengqadha puasa Ramadhan dan puasanya tidak sah. Mereka berlandaskan kepada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Namun, para ulama menjelaskan bahwa hadis ini tidak sahih. Pendapat yang kuat adalah pendapat yang mengatakan boleh melakukan puasa sunah sebelum mengqadha puasa Ramadhan yang ditinggalkan. Karena waktu mengqadhanya luas dan tidak ada dalil yang melarang untuk melakukan puasa sunah sebelum mengqadha puasa wajib.
Dalam masalah puasa enam hari pada bulan Syawal ini, sebagian ulama berpendapat bahwa kita tidak mendapatkan keutamaan puasa enam hari pada bulan Syawal itu jika mengerjakannya sebelum menqadha puasa wajib.
Sebagian ulama lain berpendapat, orang yang melaksanakan puasa Syawal tetap mendapatkan keutamaan puasa sunah itu meskipun ia melaksanakannya sebelum mengqadha puasa yang ia tinggalkan.
Ini pendapat yang kuat. Karena orang yang meninggalkan sebagian puasa Ramadhan karena uzur syar’i tetap dapat dikatakan bahwa ia telah berpuasa Ramadhan. Wallahu a’lam bish-shawab 
Sumber : Konsultasi AgamaRepublika, Rabu, 22 Agustus  2012 / 4 Syawal 1433 H

Puasa Enam


Ramadhan telah lama berlalu. Setelah hari kemenangan tiba, kini tiba saatnya menjalankan ibadah sunnah di bulan Syawal ini. Yaitu puasa enam atau shaum syawal (shaum enam hari di bulan syawal).
Pasti sebagian pembaca sudah melakukan 6 hari shaum syawal. Tapi untuk yang belum dan masih ragu melakukannya, jangan khawatir, auliadejourn mau berbagi keutamaan shaum sunnah 6 hari di bulan syawal ini. Mudah-mudahan saudara-saudara semua termotivasi. Amin


Dalam kitab “Tuhafatul Ahwadiy” yaitu kitab syarah “Jâmi’ al-Tirmidza” di mana di dalamnya terdapat bab tentang puasa enam hari di bulan Syawal.
Telah berbicara kepada kami Ahmad bin Mani’; telah berbicara kepada kami Abu Mu’awiyah; telah berbicara kepada kami Sa’ad bib Sa’id dari Umar bin Tsabit dari Abi Ayyub yang berkata bahwa Rasululah Saw bersabda:
« مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ فَذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ »
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikuti dengan (berpuasa) enan hari di bulan Syawal, maka dengan (berpuasa enam hari) itu, ia telah berpuasa setahun penuh.”
Seorang Muslim setelah selesai berpuasa di bulan Ramadhan dan berbuka (tidak berpuasa) sehari pada hari raya ‘Idul Fithri, ia disunnahkan untuk kembali berpuasa di bulan Syawal. Lalu, di bulan Syawal itu ia berpuasa sebanyak enam hari. Siapa saja yang melakukan itu setiap tahun, maka ia seperti berpuasa setahun penuh. Sebab, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa. Dalam hal ini, puasa sehari sama dengan puasa sepuluh hari. Puasa Ramadhan sama dengan sepuluh bulan. Sementara puasa enam hari di bulan Syawal sama dengan enam puluh hari, yakni dua bulan. Dengan demikian, ketika ia berpuasa enam hari di bulan Syawal setelah ia berpuasa Ramadhan, maka ia sama dengan puasa sepuluh bulan, lalu ia berpuasa dua bulan, sehingga jumlahnya sama dengan setahun.
Puasa enam hari di bulan Syawal ini tidak wajib dilakukan secara langsung setelah ‘Idul Fithri. Begitu juga tidak wajib dilakukan secara berurutan jumlah enam hari itu. Namun, tuntutan puasa enam hari di bulan Syawal itu dapat direalisasikan dengan cara apapun yang penting jumlahnya enam hari dan dilakukan selama bulan Syawal.
Subhanallah tak begitu berat melaksanakannya bukan? Bahkan mungkin kita sidah expert karena sebelumnya telah digembleng berpuasa selama 30 hari di bulan Ramadhan. Semua ini tidak lain adalah karunia dari Allah SWT atas hamba-hamba-Nya yang beriman. Sungguh Allah telah membuka untuk mereka pintu-pintu kebaikan yang berlipat ganda, sehingga mereka bisa mencapai rahmat-Nya. So, buat kamu semua jangan ragu lagi untuk meraih kasih sayang Allah n mulai nabung pundi-pundi pahala. Mumpung masi ada waktu untuk menjalankannya di bulan Syawal ini. Kalo ga sekarang, mau kapan lagi?

Ya Allah, muliakan kami dengan rahmat-Mu yang begitu luas. Allahumma âmîn.
dk dari berbagai sumber